KONSERVASI BAHAN PUSTAKA
Oleh : Isna Badawi
NIM
:13040112130147 – Kelas C – Semester 2
Program
Studi Ilmu Perpustakaan – Jurusan Ilmu Perpustakaan
Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Abstrak
Konservasi bahan pustaka adalah
suatu pekerjaan yang dilakukan staff perpustakaan dalam mengusahakan agar bahan
pustaka tidak cepat rusak.konservasi bahan pustaka memiliki beberapa fungsi
yaitu fungsi perlindungan, fungsi pengawetan, fungsi pendidikan, fungsi
ekonomi, fungsi kesehatan dan fungsi keindahan. Perawatan bahan pustaka dibagi
menjadi dua bagian, yaitu tindakan preventif dan tindakan kuratif. Perawatan
bahan pustaka dengan tindakan preventif meliputi kegiatan pemeliharaan bahan
pustaka yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu membersihkan rak dengan
vaccum cleaner, merapikan bahan pustaka dan memberikan bahan pengusir serangga
(kapur Barus). Kedua, tindakan kuratif yang dilakukan meliputi kegiatan
Fumigasi, penyampulan buku, pembuatan kotak pelindung, alih huruf, alih bahasa
dan alih media.
Kata Kunci : konservasi, bahan pustaka,
A. PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan tempat dimana
terdapat bermacam-macam koleksi baik yang tercetak maupun yang non cetak yang
didalam koleksi tersebut mengandung nilai informasi. Sebagai sumber informasi,
perpustakaan mempunyai tugas untuk mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan
pustaka untuk dapat bermafaat bagi pemustaka secara efektif dan efisien. Dari
sini dapat disimpulkan bahwa unsur yang
paling penting dari perpustakaan adalah bahan pustakanya. Seperti yang
diungkapkan oleh Widyastuti (2005:1) bahwa koleksi bahan pustaka merupakan
bagian unsur terpenting bagi suatu perpustakaan.
Perpustakaan mengemban Perpustakaan mengemban tugas
sebagai penyedia bahan pustaka yang harus terus dikembangkan, pengembangan
inilah yang berpengaruh terhadap kebutuhan pemustaka yang terus melonjak.
Pengembangan bahan pustaka juga berpengaruh terhadap banyaknya bahan pustaka
yang dikoleksi, tentunya dari tahun ke tahun koleksi terus berkembang. Supaya
bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dapat digunakan dalam jangka waktu
yang relative lama, maka perlu diadakan penanganan agar bahan pustaka terhindar
dari kerusakan. Dengan diadakannya konservasi bahan pustaka diharapkan bahan
pustaka dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
B. PEMBAHASAN
Koservasi
berasal dari kata “conservation” yang
diartikan sebagai pelestarian. Yang dimaksud konservasi bahan pustaka dalam hal
ini adalah suatu pekerjaan yang dilakukan staff perpustakaan dalam mengusahakan
agar bahan pustaka tidak cepat rusak. Selain menyimpan dan mengembangkan
koleksi, perpustakaan juga berkewajiban untuk memelihara bahan pustaka yang
ada. Apabila bahan pustaka yang ada tidak dirawat maka dampaknya adalah buku
rusak, warna tulisan yang sudah mulai buram sehingga para pemustaka enggan
untuk datang dan membaca diperpustakaan. Maka dari itu Konservasi bahan pustaka
ini perlu dilakukan. Konservasi ini bertujuan untuk :
1.
Merawat dan mempertahankan nilai informasi dokumen
2.
Menyelamatkan fisik dokumen
3.
Mengatasi kendala kekurangan ruang
4.
Mempercepat proses temu kembali atau
penelusuran serta perolehan informasi
5.
Menjaga keindahan dan kerapian bahan
pustaka
Selain
tujuan diatas, konservasi bahan pustaka ini juga memiliki beberapa fungsi yaitu
:
1. Fungsi
perlindungan
Merupakan
suatu upaya yang dilakukan untuk melindungi bahan pustaka dari faktor-faktor
yang mengakibatkan kerusakan.
2. Fungsi
pengawetan
Merupakan
suatu upaya yang dilakukan terhadap bahan pustaka agar bahan pustaka tidak
cepat rusak dan dapat dimanfaatkan lebih lama lagi.
3. Fungsi
pendidikan
Mengupayakan
memberi pendidikan kepada pembaca, bagaimana memanfaatkan bahan pustaka yang
baik dan benar.
4. Fungsi
ekonomi
Dengan
pemeliharaan yang baik, maka bahan pustaka akan awet dan akhirnya dapat
meminimalisasi biaya pengadaan bahan pustaka.
5. Fungsi
kesehatan
Upaya
yang dilakukan untuk menjaga bahan pustaka tetap dalam kondisi bersih sehingga
tidak berbau pengap dan tidak menggangu kesehatan pemustaka maupun pustakawan.
6. Fungsi
keindahan
Apabila
dilakukan pemeliharaan yang baik diperpustakaan, maka bahan pustaka akan
tersusun rapi, enak dipandang dan tidak berserakan sehingga perpustakaan
kelihatan indah dan nyaman.
Merawat,
memelihara dan melestarikan bahan pustaka bukanlah tugas yang mudah. Sejak
zaman dahulu, perpustakaan telah berusaha untuk mencegah dan mengatasi
kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh faktor alam, serangga dan manusia.
Sebelum bahan pustaka mengalami kerusakan alangkah lebih baiknya apabila
dilakukan pencegahan.
Tujuan dari
pencegahan ini adalah sebagai berikut :
·
Menghindari kerusakan yang lebih hebat
·
Memperbaiki koleksi yang terkena
penyakit
·
Menjaga kelangsungan atau kelestarian
fisik bahan pustaka
·
Menghindarkan koleksi yang terkena
penyakit
·
Menyadarkan pustakawan atau pegawai
bahwa koleksi bahan pustaka rawan rusak
·
Menjaga agar informasi yang terkandung
didalam bahan pustaka tetap terjaga
·
Mendidik pemustaka untuk berhati-hati menggunakan
buku dan ikut menjaga keselamatannya
·
Bersama-sama dalam menjaga kebersihan
lingkungan perpustakaan
Sedangkan
usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam pencegahan kerusakan bahan pustaka
sebagai berikut :
1. Mencegah
kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh manusia
ü Diusahaan
tidak menyusun buku dirak dengan padat
ü Cara
mengambil buku dirak adalah mendesak kekanan dan kekiri setelah longgar baru
ditarik dari rak
ü Cara
memegang buku ditengah punggung buku
ü Sosialisasikan
kepada pemustaka cara penggunaan bahan pustaka
ü Diadakan
pengontrolan yang ketat terhadap pengembalian buku
ü Berikan
sanksi kepada peminjam yang menyebabkan buku rusak
2. Mencegah
kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh tikus
ü Bersihkanlah
sisa-sisa makanan dan kotoran
ü Gunakan
berbagai perangkap tikus dan lem tikus serta racun tikus
ü Melakukan
pemeriksaan pada gedung ruang dan tempat penyimpanan secara teratur
3. Mencegah
kerusakan yang disebabkan oleh serangga
Beberapa cara nya
adalah
ü Penggunaan
gas racun (fumigasi)
ü Tempatkan
kapur barus dibelakang buku rak
ü Penuangan
larutan racun kedalam lubang (cara ini khusus untuk membunuh rayap)
Selain
pencegahan, hal yang harus dilakukan agar bahan pustaka tidak cepat rusak
adalah perawatan. Perawatan bahan pustaka merupakan usaha yang dilakukan
terhadap bahan pustaka untuk melindungi bahan pustaka dari kerusakan dan
kehancuran. Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pembersihan
terhadap noda
Noda yang terdapat pada
bahan pustaka selain memberikan kesan kotor juga dapat menimbulkan karat dan
zat asam yang dapat menyebabkan tumbuhnya jamur pada bahan pustaka. Pembersihan
yang dilakukan tergantung jenis noda atau kotoran dan keadaan bahan pustaka.
b. Fumigasi
Fumigasi berarti
mengasapi atau mengasap. Perpustakaan Nasional RI (1995:75) bahwa fumigasi
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengasapi bahan pustaka dengan
menggunakan uap atau gas peracun membasmi serangga atau jamur yang menyerang
bahan pustaka yang ada diperpustakaan.
c. Menghilangkan
keasaman pada kertas
Yang menyebabkan kerta
itu cepat lapuk adalah keasaman yang terkandung dikertas tersebut, terutama
kalau terkena polusi. Bahan pembuat kertas merupakan bahan organik yang mudah
bersenyawa dengan udara luar. Agar pengaruh udara tersebut tidak berlanjut,
maka bahan pustaka perlu dilaminasi.
d. Laminasi
Laminasi merupakan
suatu proses pelapisan dua permukaan kertas dengan bahan penguat. Sebelum
pekerjaan laminasi dilakukan, hendaknya bahan sudah mengalami perawatan
misalnya telah difumigasi, telah dihilangkan nodanya atau telah dihilangkan
asam yang terkandung didalamnya. Manuskrip, dokumen, naskah, yang kuno terutama
kertas-kertasnya yang sudah lapuk sehingga mudah hancur, dapat diawetkan dengan
cara menyemprotkan bahan kimia atau laminasi.
e. Enkapsulasi
Biasanya kertas yang
akan dienkapsulasi adalah lembara naskah kuno, peta, bahan cetakan atau poster
yang sudah rapuh, plasti yang digunakan sebagai
bahan pelindung. Enkapsulasi merupakan salah satu cara preservasi kertas
dengan menempatkan lembaran bahan kertas diantara dua film plastik polyster
untuk menghindari kerusakan fisik karena sering dipegang atau melindungi kertas
dari debu dan pollutant.
f. Konservasi
koleksi audio visual
Dalam merawat koleksi audio visual
ini harus disesuaikan dengan temperature dengan kelembaban udara sehingga bahan
pustaka yang berbentuk audio visual dapat bertahan selama mungkin.
C. PENUTUP
Karena bahan pustaka merupakan unsure yang paling
penting diperpustakaan, maka konservasi bahan pustaka ini sangant penting
dilakukan. Perawatan bahan pustaka dibagi menjadi dua bagian, yaitu tindakan
preventif dan tindakan kuratif. Perawatan bahan pustaka dengan tindakan
preventif meliputi kegiatan pemeliharaan bahan pustaka yang terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu membersihkan rak dengan vaccum cleaner, merapikan bahan
pustaka dan memberikan bahan pengusir serangga (kapur Barus). Kedua, tindakan
kuratif yang dilakukan meliputi kegiatan Fumigasi, penyampulan buku, pembuatan
kotak pelindung, alih huruf, alih bahasa dan alih media.
Alangkah
lebih baiknya apabila sebelum bahan pustaka mengalami kerusakan, diadakan upaya
pencegahan seperti Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh
manusia misalnya Sosialisasikan kepada pemustaka cara penggunaan bahan pustaka,
Mencegah kerusakan bahan pustaka yang disebabkan oleh tikus misalnya Melakukan
pemeriksaan pada gedung ruang dan tempat penyimpanan secara teratur, Mencegah
kerusakan yang disebabkan oleh serangga misalnya Tempatkan kapur barus
dibelakang buku rak. Dengan dilakukannya perawatan dan juga pencegahan
diharapkan bahan pustaka tidak cepat rusak dan dapat dimanfaat lebih lama lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Aprilliani, Alfiah. 2012. “peran pelestarian bahan
pustaka dalam preservasi dan konservasi dibadan perpustakaan dan arsip daerah
istimewa Yogyakarta”. http// digilib.uin-suka.ac.id/.../BAB%20I,%20V,%20DA... 23 Juni 2013.
http//repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II.pdf.
Diakses 23 Juni 2013.
http//www.scribd.com/.../PELESTARIAN-BAHAN-PUSTA...
Diakses 23 Juni 2013.
http//zharq.blogspot.com/.../pelestarian-bahan-pustaka.
Diakses 23 Juni 2013.
Yunus,
Ahmad. 2010. “meningkatkan peran pemustaka dalam pelestarian bahan
pustaka”. http/ /penayunus.wordpress.com/.../meningkatkan-peran... -. Diakses 23 Juni 2013.